Rabu, 20 November 2013

Memahami Aliran Kepercayaan dan Kebathinan

Aliran Kebathinan dan Kepercayaan memiliki ragam yang banyak dan ciri- ciri yang berbeda antara aliran satu dengan lainnya sehingga tidak mudah memberikan batasan yang dapat mencakup semua aliran. Namun secara garis besar dapat dibedakan antara aliran Kepercayaan dan aliran Kebathinan sebagai berikut:

Aliran Kepercayaan adalah keyakinan adanya sesuatu yang ghaib dipercayai dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan sesuatu yang ghaib tersebut diyakinan dapat melindungi atau bahkan sebaliknya dapat membahayakan orang.

Walaupun demikian kekuatan gaib itu dapat dihindari atau bahkan digunakan untuk tujuan tertentu dengan cara dan persyaratan tertentu.

Aliran Kepercayaan tidak memiliki organisasi yang jelas dan juga tidak mempunyai anggota yang tetap Aliran Kepercayaan itu tersebar dan dianut oleh banyak orang dan diajarkan dari mulut ke mulut, dikuasi oleh para ahli kepercayaan Jawa yang disebut dengan "wong tuwa" atau pujangga" yang berpedoman kepada kitab "Primbon".

Kitab Primbon mencakup berbagai pedoman hidup bagi orang Jawa sehingga kegiatan di semua sektor kehidupan ditentukan oleh kitab primbon. Di Jawa terdapat banyak kitab primbon dengan aneka ragam bentuk dan isinya, namun dapat ditarik garis kesamaan bahwa primbon itu mengandung petunjuk untuk hidup selamat dan bahagia. Di dalam primbon dapat dilihat nasib seseorangm bahaya yang mengancam dan juga petunjuk bagaimana caranya agar bahaya itu dapat dihindarkan.
Orang Jawa yang masih patuh terhadap budaya tersebut selalu mengkaitkan kegiatan yang harus dilakukan dengan ketentuan primbon. Mereka sangat hati- hati, dengan pertimbangan yang mendetil, dalam memutuskan suatu masalah berdasarkan perhitungan atau "petungan". Hari lahir, kawin dan mati adalah saat- saat yang sangat rawan dan menentukan, maka oleh karena itu semua kegiatan khususnya yang berkaitan dengan upacara ritual pada saat kelahiran, perkawinan dan pernikahan harus durujukkan kepada ketentuan kitab primbon.

Di antara kitab primbon yang dikenal oleh kebanyakan masyarakat Jawa ialah Kitab Primbon Betal Jemur Adam Makna, dihimpun oleh R Sumodijoyo dari hasil karya ciptaan Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat di Yogjakarta, yang sangat dipatuhi oleha masyarakat Jawa. Hal itu dapat terjadi karena orang Jawa dikenal sebagai suku bangsa yang taat dan patuh serta loyal kepada pemimpin khususnya raja mereka.
Oleh karena itu budaya keraton adalah tolok ukur dan panutan rakyat. Budaya keraton di Jawa adala budaya yang berkembang dari warisan leluhur masyarakat  Jawa yang didominasikan oleh budaya Hindu atau  Budha dan diwarnai dengan mistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar